Artikel ini menyarikan pengalaman lapangan dari jelajah kuliner di 10 kota, dipadukan uji bumbu dapur rumahan. Fokus kami: rasa autentik, kebersihan, dan kemudahan diakses. Semua teks dan ilustrasi di sini orisinal, dirancang agar ramah pembaca dan mudah dipahami.
Dari gurih santan hingga asam segar dan pedas aromatik, kunci masakan Nusantara ada pada keseimbangan bumbu dasar: bawang merah-putih, cabai, jahe, lengkuas, kunyit, dan kemiri. Teknik sangrai bumbu sebelum ditumbuk meningkatkan kedalaman rasa tanpa harus menambah garam berlebihan.
Untuk kuah santan, gunakan heat control: didihkan sebentar, lanjutkan api kecil sambil diaduk memutar agar santan tidak pecah. Pada tumisan, wok-hei versi rumahan bisa dicapai dengan panci dipanaskan sampai berasap tipis sebelum minyak masuk, lalu masukkan bumbu dalam keadaan kering dulu 10-15 detik.
Belanja pagi hari di pasar basah untuk daun jeruk, serai, dan cabai yang masih segar. Simpan bumbu halus per porsi dalam wadah kedap beku hingga 2 minggu. Gunakan talenan terpisah untuk daging dan sayur untuk mencegah kontaminasi.
Ikan bakar bumbu kuning dengan sambal kecambah hangat. Kebersihan dapur terlihat dari area bakar terpisah.
Sapi lada hitam versi Nusantara, memadukan lada lampung dan kecap fermentasi 3 bulan.
Catatan: rekomendasi di atas adalah hasil kunjungan dan uji rasa mandiri; tidak bersponsor.
Raka Pramana adalah penulis kuliner dan penguji resep rumahan. Selama 12 bulan terakhir, Raka mengunjungi 10 kota dan melakukan 120+ uji coba bumbu untuk memetakan rasa Nusantara.
Atlas Kuliner Nusantara
halo@driversu.com • +62 811-0000-123
Jl. Cita Rasa No. 10, Jakarta, DKI Jakarta, 10220, ID